#SuratUntukAyah
#KPKersTaiwan
KUMIS MENANGIS
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
Cium pipi kanan, cium pipi kiri, cium dahi cium hidung, cium dagu, ketika engkau memajukan bibirmu akupun bergegas lari dan engkau mengejarku sampai aku tertangkap dalam pelukan, mmmuach menderat dipipi untuk kesekian kali hingga ujung kumis itu menusuk-menusuk, Aaah geli. Semakin aku memberontak engkau semakin asik menggelitikku, cukup pak, cukup.
Itu …
Dulu, saat aku masih balita, hadirnya yang singkat, membuatku merindunya. Pak pulanglah. Aku merindumu.
Masih kutunggu kedatanganmu, kala aku menghabiskan bangku sekolah menengah, aku harap engkau datang secara tiba-tiba dari balik dinding berlantai dua sekolahku hingga para murid meninggalkan ruangan satu persatu, aku masih terus menunggumu. Engkaupun tak kunjung tiba, dimana aku mencarimu. Alasan apa yang membuatmu kekeh untuk meninggalkanku.?
Sempat kudapat kabar tentangmu bahwa engkau telah tiada, aku rapuh, aku ingin mencium batu nisanmu, aku ingin mencari tempat peristirahatan terakhirmu. Lagi-lagi itu hanya kabar burung. Hati kecilku masih yakin engkau masih ada.
Kehidupanku pun perlahan meninggalkan kenangan kita, kenangan saat aku masih dimanja olehmu, permisi dan salam aku pamit lewat doa. Semoga engkau masih senantiasa dalam lindungan-Nya, dalam uluran tangan Allah.
Bila kita ditakdirkan untuk bertemu, bertemu dalam hari kebahagianku yaitu hari pernikahanku. Entah kapan waktu itu tiba, tapi aku yakin engkau akan datang menjadi wali pernikahan.
Tahun telah berganti untuk kesekian kalinya, Akupun menikah, dan doaku terbukti engkau Hadir dihari kebahagianku, terimakasih pak. Tapi maaf, aku harus menyambutmu dengan cara apa.?
Hati kecilku membeku
Ragaku teramat kering menyambutmu
Aku tercekik karena antusiasku dulu menunggu, kini antara bahagia, benci, marah, atau tak menerimamu. Akupun tau. Aku juga salah.
Sepucuk doa selalu kupanjatkan dalam sujud untukmu, bila tangan ini, nama ini, tidak mampu menjagamu dimasa tuamu. Maafkan aku.
Shilin, 7 November 2018
Rabu, 07 November 2018
Senin, 05 November 2018
PERASAAN HATI ISTRI
Sebelum menikah, Tau mya kerja kerja dan kerja. Hal yang paling membuatku bahagia itu ketika aku mampu memberikan gajih bulananku ke Emak, walau aku yakin sampai aku matipun aku tak mampu membayar perjuangan emak, atau mengganti air susu yang mendarah dagimg di jasadku. Itu tak mungkin terbayar..
Emak, Aku tulang rusukmu
Tapi sayang aku terlahir sebagai anak perempuan
Yang tidak bisa memberikan nafkah hingga akhir hayatku
Terlebih aku kini telah menjadi istri orang lain bagi menantumu.
Emak, Hati kecilku tidak pernah rela mendengar engkau terus bekerja keras demi masa kedepanmu
Hingga usiamu yang tak lagi muda ( 47 tahun di tahun 2018).
Aku gagal membuatmu sukses sebelum aku menikah
Aku belum bisa membuktikan menjadi anak yang memfasilitasi emak dimasa tuamu.
Aku malu pada kemampuan diriku sendiri
Sedangkan kini, aku hanya menyisahkan nilai yang tak seberapa untuk emak,,
jika aku tak mampu memberikan secara materi
Doakan anakmu menjadi anak dan istri yang shaleha untuk mengiringi dengan Doa.
Semoga pula suamiku bisa menerimamu bila telah uzur tiba secara ikhlas.
Aku sayang emak
Teramat sayang
dan bila nanti suamiku tidak bisa menerimu
Aku benar benar menjadi anak yang merugi dan tidak bisa membuatmu bahagia di usia senjamu.
Emak, Aku tulang rusukmu
Tapi sayang aku terlahir sebagai anak perempuan
Yang tidak bisa memberikan nafkah hingga akhir hayatku
Terlebih aku kini telah menjadi istri orang lain bagi menantumu.
Emak, Hati kecilku tidak pernah rela mendengar engkau terus bekerja keras demi masa kedepanmu
Hingga usiamu yang tak lagi muda ( 47 tahun di tahun 2018).
Aku gagal membuatmu sukses sebelum aku menikah
Aku belum bisa membuktikan menjadi anak yang memfasilitasi emak dimasa tuamu.
Aku malu pada kemampuan diriku sendiri
Sedangkan kini, aku hanya menyisahkan nilai yang tak seberapa untuk emak,,
jika aku tak mampu memberikan secara materi
Doakan anakmu menjadi anak dan istri yang shaleha untuk mengiringi dengan Doa.
Semoga pula suamiku bisa menerimamu bila telah uzur tiba secara ikhlas.
Aku sayang emak
Teramat sayang
dan bila nanti suamiku tidak bisa menerimu
Aku benar benar menjadi anak yang merugi dan tidak bisa membuatmu bahagia di usia senjamu.
Senin, 29 Oktober 2018
SUAMIKU
Tidak terasa usia pernikahanku sudah dua tahun setengah. Masih terlalu dini bila aku menyempurnakan kisahku dalam bungkusan kebahagian yang Allah berikan untukku.
Dulu, aku sangat tersakiti oleh orang-orang yang aku anggap merekalah yang patut aku sayangi, ternyata aku salah. Mereka hanya membuatku kecewa tak bertepi. Gelombangnya semakin membesar hingg melampaoi batasannya. Namun aku hanya diam dengan egoku... aku berenang meninggalkan arus yang terus memutar hingga ke ubun-ubun air. Aku mampu bangkit dengan segenap keyakinanku
Sekarang Engkau mengganti dari semua rasaku, dengan satu lelaki yang amat menyayangiku sepenuh hati. Aku mulai melabuhkan diriku dengan keyakinanku juga. aku tidak salah memilih.
Rumah tanggaku, istanaku walau aku belum dikaruniai 'buah hati' insyaAllah jika Allah sudah berkehendak aku pasti diberikan. Kemungkinan bila saat ini aku diberi dengan prosfesi sebagai Pekerja Rumah Tangga di Taiwan. Akan mengganggu kehamilanku. Jadi tetap yakin dengan cara Allah yang menetapkan.
Suamiku, dia amat sederhana tapi jiwanya yang luar biasa senantiasa menyayangiku, ibunya, dan keluarga kita. InsyaAllah Allah melindunginya siang dan malam, menjauhkan dia dari zina dan pekerjaan yang tak halal.
Shilin District, 30 Oktober 2018
Yuhalinih.
Jumat, 26 Oktober 2018
LDR
Shilin Distrik, 27 Oktober 2018
Terlepas dari huru-hara pekerjaan, Kita tak pernah melepaskan perhatian masing-masing entah itu berupa Pesan, call sekejap, disiang hari kita sempatkan agar tidak putus dalam berkomunikasi.
Ya walau hanya terlihat sederhana bagi kalian.
Terlepas dari huru-hara pekerjaan, Kita tak pernah melepaskan perhatian masing-masing entah itu berupa Pesan, call sekejap, disiang hari kita sempatkan agar tidak putus dalam berkomunikasi.
Bagiku, inilah yang melunturkan rasa lelah kita penat disaat kerja, saat belahan jiwa kita mengirimkan stiker stiker , ini adalah Power untuk melewati satu hari hingga pulang kerja dan menjemput malam.
Hal seperti komunikasi udara udah kita alami dari sebelum menikah, 1 maret 2015. Karena posisi kita yang berjauhan walau disatu Negara. kita mengusahakan selalu berkomunikasi. Tujuannya agar jalinan kasih semakin kuat. hingga pada akhirnya kita memutuskan untuk menikah, 6 maret 2016. Setahun kemudian.
Keputusan yang sangat disulit, mencoba ikhlas dan ridho berjuang kembali menjadi pasangan LDR kita sama sama kerja untuk masa depan keluarga kita.
yah, seperti inilah kalao tiap malam kita mengahabiskan waktu via udara.
walau tersisah waktu call hanya mendengarkan dengkuran suara masing-masing dari sebrang
Bukan kita bahagia, cara seperti ini adalah alternatif utama. Mewakili segala kebersamaan yang tertunda.
Dan kita hanya bertemu di hari Minggu setiap pekannya, untuk melepas penatnya kerja.
Semoga pernikahan kita samawa ya sayang.
Senin, 22 Oktober 2018
ULANG TAHUN (29) KITA
23 Oktober 2018 sudah, tanggal 1 & 4 telah berlalu membawa kita menginjakan usia yang ke29. Tak pernah lelah kita melangkah memperbaiki diri untuk kebaikan dimasa akan datang.
Jika kita bertanya kapan masa datang itu tiba?
kita tak mampu menjawabnya, karena masa depan kita hanya Allah yang menetapkannya, tugas kita hanya terus memperbaiki diri mempererat jalinan kasih kepada Allah.
Rasa syukur yang selalu aku panjatkan tatkala Engkau membagi kasihMu lewat suamiku, iya memanjankanku dengan cara cara yang Engkau tetapkan, walau kebahagian dunia ini sementara kitapun tak luput untuk membangun kebahagian untuk diakhirat nanti.
Suamiku, semoga engkau selalu menjadi Imam yang tak pernah aku salah memilihmu.
Aku cinta kamu.
Yuhalinih.
Jika kita bertanya kapan masa datang itu tiba?
kita tak mampu menjawabnya, karena masa depan kita hanya Allah yang menetapkannya, tugas kita hanya terus memperbaiki diri mempererat jalinan kasih kepada Allah.
Rasa syukur yang selalu aku panjatkan tatkala Engkau membagi kasihMu lewat suamiku, iya memanjankanku dengan cara cara yang Engkau tetapkan, walau kebahagian dunia ini sementara kitapun tak luput untuk membangun kebahagian untuk diakhirat nanti.
Suamiku, semoga engkau selalu menjadi Imam yang tak pernah aku salah memilihmu.
Aku cinta kamu.
Yuhalinih.
Kamis, 02 Agustus 2018
BISSMILLAH
Judul : BISSMILLAH
Oleh: Alin
Kutapaki jalan hidupku penuh dengan Bissmillah, penuh dengan harapan dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ketahun hingga menjelang sewindu lamanya. Aku tak pernah berhenti mengejar impian. Entah, impian itu berwujud seperti apa …! Aku sendiri tidak berani menggambarkan lewat sketsa, yang ada dalam benakku aku harus kuat, tegar dan berkomitmen.
Aku terlahir tidak sempurna, aku cacat. Orang-orang biasa memanggilku dengan cibiran yang membuat orangtuaku merasa terhina karena tidak bisa melahirkan putranya berwujud sangat sempurna seperti pada umumnya. Kesempurnaan diukur dari mata manusia.
Sesekali aku menoleh ke arah orangtuaku, pada kala berpapasan dengan orang yang sengaja mengejekku. Matanya menatap tajam, rona pipinya memerah, kedua tangannya menutup gendang telingaku berharap aku tidak mendengarnya. Amarahnya terkumpul berasa ingin membalas kearah orang-orang yang jahil, Apakah orang seperti kami tidak layak hidup…? Tidak pantas untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, kami mungkin miskin dan cacat dalam keadaanku tetapi kami layak untuk hidup dan bercengkrama lewat salam, bissmillah, doa dan persaudaraan. Dengan lirih aku mencoba menasehati beliau “Emak, sabar, istighfar mak, jangan balas dengan ejekan. Jangan kotori tangan emak, suara emak, apalagi langkah emak hanya terinjak oleh masalah hanya karena tidak sesuai dengan apa yang emak pikirkan” Dia semakin memelukku.
***
Bissmillah terus, biar Allah yang memberi . Allah maha luas. Pemilik segalanya, kalau aku meminta satu Allah memberi lebih begitu seterusnya. Diriku milik Allah kelak akan kembali pada Nya.
Dengan memegang Alquran dalam hidupku, Alquran yang akan menuntun hidupku kearah yang lebih baik, hanya satu impianku yang tak bisa aku gambarkan yaitu hanya ingin menjadi bunga surga untuk orangtuaku disana, berkumpul dengan kedua orangtuaku disana, biarkan miskin di Dunia, dicaci di Dunia, dihina di Dunia asal aku terus berpayung dalam lafaz Bissmillah insyaAllah janji Allah tak kan pernah ingkar.
Berlomba-lomba dalam kebaikan diwajibkan sesama muslim wajib mengajak bukan memaksa, wajib me nasehati bukan mengkritiki, wajib belajar bersama tidak berjiwa menggurui, tentunya kembali sama-sama belajar. Usia boleh muda tapi jika memang ilmunya lebih dari kita. Dia adalah guru. Hormati dan jungjung para guru yang membawa kita ke Jalan Allah.
Untuk Bangkit dari cemoohan orang tidak mudah apalagi dialami pada saat usia sangat dini, daya ingat anak kecil seusia itu mudah diingat, mudah dikenang tapi belum tentu dilupakan atau bisa memaafkan. Tapi bukan menjadi pribadi yang tumbuh dengan membawa sepanjang hidup penuh dengan kebencian seberapa pun orang sekitar mencoba mendongkrak semangat, kalau diri ini tak kuasa untuk beranjak pergi dari masa lalu tak kan bisa. Sungguh tak bisa.
Berteriak “Bangkit, bangkit, bangkit, bangkit”
Seberang sana menyauti “Huuu sudah gila rupanya…!”
Bissmillah
Aku memohon
Nyawa ketika bernafas
Gaung menggema lirih
Kembali keluar masuk
Isak taubat mengingat
Tangis mengagungkan Bissmillah.
Taiwan, 2 Agustus 2018
Oleh: Alin
Kutapaki jalan hidupku penuh dengan Bissmillah, penuh dengan harapan dari hari kehari, bulan kebulan, tahun ketahun hingga menjelang sewindu lamanya. Aku tak pernah berhenti mengejar impian. Entah, impian itu berwujud seperti apa …! Aku sendiri tidak berani menggambarkan lewat sketsa, yang ada dalam benakku aku harus kuat, tegar dan berkomitmen.
Aku terlahir tidak sempurna, aku cacat. Orang-orang biasa memanggilku dengan cibiran yang membuat orangtuaku merasa terhina karena tidak bisa melahirkan putranya berwujud sangat sempurna seperti pada umumnya. Kesempurnaan diukur dari mata manusia.
Sesekali aku menoleh ke arah orangtuaku, pada kala berpapasan dengan orang yang sengaja mengejekku. Matanya menatap tajam, rona pipinya memerah, kedua tangannya menutup gendang telingaku berharap aku tidak mendengarnya. Amarahnya terkumpul berasa ingin membalas kearah orang-orang yang jahil, Apakah orang seperti kami tidak layak hidup…? Tidak pantas untuk bersosialisasi dengan warga sekitar, kami mungkin miskin dan cacat dalam keadaanku tetapi kami layak untuk hidup dan bercengkrama lewat salam, bissmillah, doa dan persaudaraan. Dengan lirih aku mencoba menasehati beliau “Emak, sabar, istighfar mak, jangan balas dengan ejekan. Jangan kotori tangan emak, suara emak, apalagi langkah emak hanya terinjak oleh masalah hanya karena tidak sesuai dengan apa yang emak pikirkan” Dia semakin memelukku.
***
Bissmillah terus, biar Allah yang memberi . Allah maha luas. Pemilik segalanya, kalau aku meminta satu Allah memberi lebih begitu seterusnya. Diriku milik Allah kelak akan kembali pada Nya.
Dengan memegang Alquran dalam hidupku, Alquran yang akan menuntun hidupku kearah yang lebih baik, hanya satu impianku yang tak bisa aku gambarkan yaitu hanya ingin menjadi bunga surga untuk orangtuaku disana, berkumpul dengan kedua orangtuaku disana, biarkan miskin di Dunia, dicaci di Dunia, dihina di Dunia asal aku terus berpayung dalam lafaz Bissmillah insyaAllah janji Allah tak kan pernah ingkar.
Berlomba-lomba dalam kebaikan diwajibkan sesama muslim wajib mengajak bukan memaksa, wajib me nasehati bukan mengkritiki, wajib belajar bersama tidak berjiwa menggurui, tentunya kembali sama-sama belajar. Usia boleh muda tapi jika memang ilmunya lebih dari kita. Dia adalah guru. Hormati dan jungjung para guru yang membawa kita ke Jalan Allah.
Untuk Bangkit dari cemoohan orang tidak mudah apalagi dialami pada saat usia sangat dini, daya ingat anak kecil seusia itu mudah diingat, mudah dikenang tapi belum tentu dilupakan atau bisa memaafkan. Tapi bukan menjadi pribadi yang tumbuh dengan membawa sepanjang hidup penuh dengan kebencian seberapa pun orang sekitar mencoba mendongkrak semangat, kalau diri ini tak kuasa untuk beranjak pergi dari masa lalu tak kan bisa. Sungguh tak bisa.
Berteriak “Bangkit, bangkit, bangkit, bangkit”
Seberang sana menyauti “Huuu sudah gila rupanya…!”
Bissmillah
Aku memohon
Nyawa ketika bernafas
Gaung menggema lirih
Kembali keluar masuk
Isak taubat mengingat
Tangis mengagungkan Bissmillah.
Taiwan, 2 Agustus 2018
Minggu, 13 Mei 2018
KAU MENCIUM DAN MEMELUKNYA
By.Yuhalinih
Setiap orang tau apa itu cium
Tapi tidak semua orang mengerti berciuman
Ciuman yang dilandasi cinta kepada lawannya.
Lawan halalnya.
Dalam tidur panjang
Kau memeluknya
Menjaganya hingga ia dapat tidur nyenyak
Bangun dalam keadaan bugar
Kau, Taukah...?
apakah gadismu tertidur...
Ia hanya berpura-pura
Ingin mencuri perhatianmu saja
Ia hanya ingin memelukmu lebih dekat
Agar engkau tak lagi menyibukan
Sesekali gadismu melirik
Menatap wajah bijaksanamu
Walau ia kerap berkata
Engkau mahluk menyebalkan
Namun itu bukti cinta
Ia takut kehilanganmu...
Wahai Pangeran surgaku.
Setiap orang tau apa itu cium
Tapi tidak semua orang mengerti berciuman
Ciuman yang dilandasi cinta kepada lawannya.
Lawan halalnya.
Dalam tidur panjang
Kau memeluknya
Menjaganya hingga ia dapat tidur nyenyak
Bangun dalam keadaan bugar
Kau, Taukah...?
apakah gadismu tertidur...
Ia hanya berpura-pura
Ingin mencuri perhatianmu saja
Ia hanya ingin memelukmu lebih dekat
Agar engkau tak lagi menyibukan
Sesekali gadismu melirik
Menatap wajah bijaksanamu
Walau ia kerap berkata
Engkau mahluk menyebalkan
Namun itu bukti cinta
Ia takut kehilanganmu...
Wahai Pangeran surgaku.
Langganan:
Komentar (Atom)