MARI BERKENALAN
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
Transmigrasi, suatu daerah di mana penduduknya adalah bukan warga lokal. Tak jarang setiap individu yang datang menutupi identitas dirinya dan mencoba memperkenalkan dirinya bahwa berstatus Lajang dan Gadis.
Kejadian seperti ini sudah tidak lagi sehat, tidak banyak namun terbukti justru seorang teman bisa menjadi jembatan pintu-pintu menuju jalan sesat.
Bahwa semenjak pertemuan singkat itu, perkenalan pun terjadi. Di mulai dari obrolan singkat, padat, akurat, menjerat, nikmat. Ya begitulah. Hukum sebuah peraturatan gaya anak kemarin sore yang tak lagi berpikir siapa dirinya.
Lalu ...?
Siapa yang harus di salahkan?
Siapa yang harus di salahkan?
Tidak ada yang bisa di salahkan terkecuali. Di awal sebuah sapa menyapa terjadi bisa di katakan bahwa saya 'beristri' untuk Pria. Sebaliknya saya 'bersuami' untuk perempuannya.
Atau ketika lawannya Gadis dan Beristri. Sebagai teman jangan langsung di salah artikan ketika mata berlawanan memandang. Tanyakan apa statusnya.
Maka tidak akan menimbulkan pecah belah pihak.
Keimanan sudah goyah ketika dunia luar yang sudah menarik, sedangkan telah lupa dengan surga kecil yang di bangun sebelum sakral suci di sahkan 'saya terima nikahnya si A dan si B'
Pasangan jarak jauh, saling membutuhkan bukan hanya sekedar komunikasi lewat medsos, melebihi kebutuhan rohaninya. Apalagi ketika keduanya bisa di dapatkan dari bangunan surganya dan Bangunan surga dunianya.
Setan-setan menutup rapat gendang telinga, dalam benaknya hanya ada KEPUASAN.
Sadarlah kawan, dunia ini singkat kok. Bertransmigari bukan untuk berpromosi atau mempromosikan. Ingat tujuan awal untuk siapa Anda di sini.
New Taipei City, 13 Januari 2016 (14:57)