Kamis, 14 Januari 2016

MARI BERKENALAN

MARI BERKENALAN
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
Transmigrasi, suatu daerah di mana penduduknya adalah bukan warga lokal. Tak jarang setiap individu yang datang menutupi identitas dirinya dan mencoba memperkenalkan dirinya bahwa berstatus Lajang dan Gadis.
Kejadian seperti ini sudah tidak lagi sehat, tidak banyak namun terbukti justru seorang teman bisa menjadi jembatan pintu-pintu menuju jalan sesat.
Bahwa semenjak pertemuan singkat itu, perkenalan pun terjadi. Di mulai dari obrolan singkat, padat, akurat, menjerat, nikmat. Ya begitulah. Hukum sebuah peraturatan gaya anak kemarin sore yang tak lagi berpikir siapa dirinya.
Lalu ...?
Siapa yang harus di salahkan?
Tidak ada yang bisa di salahkan terkecuali. Di awal sebuah sapa menyapa terjadi bisa di katakan bahwa saya 'beristri' untuk Pria. Sebaliknya saya 'bersuami' untuk perempuannya.
Atau ketika lawannya Gadis dan Beristri. Sebagai teman jangan langsung di salah artikan ketika mata berlawanan memandang. Tanyakan apa statusnya.
Maka tidak akan menimbulkan pecah belah pihak.
Keimanan sudah goyah ketika dunia luar yang sudah menarik, sedangkan telah lupa dengan surga kecil yang di bangun sebelum sakral suci di sahkan 'saya terima nikahnya si A dan si B'
Pasangan jarak jauh, saling membutuhkan bukan hanya sekedar komunikasi lewat medsos, melebihi kebutuhan rohaninya. Apalagi ketika keduanya bisa di dapatkan dari bangunan surganya dan Bangunan surga dunianya.
Setan-setan menutup rapat gendang telinga, dalam benaknya hanya ada KEPUASAN.
Sadarlah kawan, dunia ini singkat kok. Bertransmigari bukan untuk berpromosi atau mempromosikan. Ingat tujuan awal untuk siapa Anda di sini.
New Taipei City, 13 Januari 2016 (14:57)

Nada Getir Pelaminan (Motivasi)

Nada Getir Pelaminan (Motivasi)
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
"Ya Allah selagi saya masih berstatus lajang izinkan saya membahagiakan Ibu saya" saya tahu karena saya adalah anak perempuan yang belum menikah. Segala hasil jerih payah saya adalah hak milik beliau.
Tetapi jika saya sudah menikah maka lapangkan hati saya menjadi istri yang shaleha, agar saya bisa terus mengirimkan doa untuk beliau supaya di berikan umur panjang, untuk melihat kebahagian saya dan suami saya beserta keturunan saya kelak.
Batas anak perempuan menafkahi, menuruti nasehat beliau adalah ketika saya masih lajang seperti ini. Maka akan saya puas-puaskan membalas budi walau semua tidak akan terbayar bagaimana beliau hamil, melahirkan, membiayai masa hidup saya seperti ini. Semua hasil kerja kerasku tidak ada artinya. di situ surgaku di telapak kakimu.
"Saya tidak pernah menyesal menjadi tulang punggung keluarga."
Jika nanti aku telah sah di persunting oleh seseorang yang menggantikan tugasmu, menjagaku, menasehatiku, membingbingku. Saya harap "Ibu jangan putus mendoakan saya agar Penjaga baruku kelak bisa mengarahkan ke hal yang positif" saya pun masih bekerja tanpa ada bayaran. Yaitu menjadi istri siap mendampingi sang suami 24 jam. Jangan berpikir yang macam-macam ibu. Karena ini adalah restumu dulu membiarkan saya pergi di kehidupan baru, kehidupan yang belum pernah saya jamah. Sebagai seorang Istri.
Saya takut, mungkin. Tetapi saya ingat dengan restumu adalah jembatan mengatasi rasa takutku. Kalau saya akan baik-baik saja bersama suamiku kelak. Tak ada pilihan selain saya mengabdi kepada suamiku kelak. Baik buruknya suamiku, pahit getirnya kehidupanku, saya berusaha menutup rapat-rapat. karena ini adalah prosesku. Menuju keadaan yang lebih baik. Percayalah ibu bersamanya saya akan tenang dan terjaga.
Saya hanya sedih, saya tidak lagi memberimu nafkah, karena tugas saya adalah bekerja untuk suami. Hasil kerja kerasnya adalah yang akan saya buktikan, mampukah saya mengelola semuanya atau hasil sehari habis dalam perut sebuncit.
New Taipei City, 15 Januari 2016 (01:00)

Rabu, 06 Januari 2016

ANDA PASTI BISA (Motivasi)

ANDA PASTI BISA
Oleh : Nok Yuli Yuhalini
Semakin banyak kata-kata yang dikantongi semakin mudah untuk mengeja kalimat bahkan jemari mencoba memulainya menulis satu kalimat. Seiring terus dilatih kalimat-kalimat itu membuahkan hasil. Melahirkan bobot makna kata yang tersembunyi. Alhasil banyak pembaca yang menjadi korban dengan kalimat tertulis.
Menulis untuk dibaca, difahami dan dimengerti serta diambil sari dari kalimat tersebut. Oleh pembaca.
Bukan, malah kebalikannya. Pembaca di suruh mencari makna tulisan itu sendiri.
Banyak komunitas, baik online, offline, darat, buku-buku panduan untuk meningkatkan skil. Peluang begitu besar.
Ada yang terkait sebagai anggota resmi dan mengikuti kegiatan aktifnya. Ada pula yang tergabung namun hanya mengikuti materi yang telah di sediakan, dan itupun tidak GRATIS. Merogoh kocek. Rugi jika situasi dan kondisi sebagai Anggota yang tidak mengikuti kelas, jika ada hal terkait dengan materi tersebut tidak bisa di tanyakan langsung kepada Tutornya. Tetapi belajar bukan dari keaktifan di mulai namun bagaimana kita menyerap materi tersebut lalu di praktekan di dunia nyata, bukti bahwa ketidakaktifan bisa bersanding dengan mereka yang aktif di kelas.
Jangan pernah berkecil hati kawan jika keadaan tidak memberi kesempatan, teruslah terjang cemoohan orang-orang yang sedang memperhatikan kita, tandanya diri kita jauh lebih baik dari mereka. 'Hari ini kita sakit besok akan sembuh jika kita mau berobat'
yang artinya "Kegagalan hari ini adalah tabungan untuk masa depan"
Apapun kendala yang dialami. Mereka tidak akan tahu bagaimana kita memperjuangkan keinginan. Bukan dengan mengumbar kata-kata "Saya ingin, saya ingin dengan kalimat yang berkepanjangan" tetapi tidak mau mencoba.
New Taipei City, 06 Januari 2016 (22:51)